Irigasi merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengairi suatu lahan pertanian namun kekurangan air seringkali menjadi masalah bagi para petani, salah satu upaya untuk menangani masalah tersebut yakni dengan mengatur pendistribusian air pada saluran irigasi. Untuk mengatur sistem distribusi air perlu diketahui jumlah ketersediaan air pada saluran tersebut dengan cara melakukan pengukuran langsung menggunakan alat Current Meter. Adapun hasil dari pengukuran ketersediaan air ialah pada saluran BP 6 sebanyak 1,31 m3/s, pada saluran BP 7 sebanyak 0,398 m3/s, pada saluran BM 1 sebanyak 0,548 m3/s, pada saluran BM 2 sebanyak 0,49 dan pada saluran BP 4 sebanyak 1,79 m3/s. Setelah ketersedian air didapatkan perlu juga menganalis kebutuhan air menggunakan aplikasi Cropwat 8.0. Adapun hasil dari analisis tersebut ialah kebutuhan air tertinggi pada bulan Maret dec 3 sebanyak 1,385 lt ha/dtk dan kebutuhan air terendah pada bulam Maret dec 1. Dari hasil perhitungan ketersediaan dan kebutuhan dapat disimpulkan bahwa kebutuhan lebih besar pada ketersediaan sehingga akan dilakukan pengaturan sistem distribusi air dengan berpedoman pada Standar Perencanaan Irigasi KP 01, (2010) yaitu dengan membagi petak tersier menjadi petak – petak kuarter seluas kurang lebih 8 – 15 ha. Pengaturan sistem distribusi air ini dilakukan sampai mencapai debit Q> 60% Qrencana atau debit Q> 65% - 100% Qrencana sehingga sistem diubah menjadi aliran terus menerus. Metode ini adalah metode yang tepat untuk mengatasi kekurangan air pada lahan pertanian.