Sumber air minum saat ini selain berasal dari air tanah juga berasal dari air hasil olahan seperti air minum kemasan dan air minum isi ulang, karena di era modern ini semakin berkembang teknologi semakin berkembang pula penyediannya. Namun masih ada pula masyarakat yang hanya menggunakan air sumur sebagai sumber kebutuhannya air bersihnya tetutama kebutuhan air minum karena Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum mampu memenuhi atau memadai secara merata diwilayah tertentu hingga saat ini. Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan parameter fisika (bau, rasa, suhu) dan kimia (pH, klorida. Besi) air minum yang beredar di Tamalanrea Makassar sesuai standar mutu PERMENKES RI NO. 492/MENKES/PER/IV/2010. Sampel yang dianalisis terdiri atas air minum dalam kemasan, air minum isi ulang, dan air sumur dengann parameter pengujian kimia (Besi, klorida, dan pH ) dan fisika (Total Dissolved Solid, suhu, rasa dan bau). Hasil penelitian menunjukkan kadar air minum dalam kemasan, air minum isi ulang, dan air sumur berturut-turut yaitu Total Dissolved Solid sebanyak 0,249 mg/l; 0,120 mg/l; dan 0,161 mg/l. Kadar klorida sebanyak 14,180 mg/l; 14,180 mg/l; dan 60,265 mg/l. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l; 0,5 mg/l; dan 0,3 mg/l. Suhu air masing-masing sebesar 28°C. Rasa dan bau air masing-masing tidak berasa dan tidak berbau. pH 6,9; 7,0; dan 6,7. Hasil analisis air minum dalam kemasan dan air sumur memenuhi standar mutu PERMENKES RI NO.492/MENKES/PER/IV/2010, sedangkan air minum isi ulang tidak memenuhi standar mutu permenkes.