Maria Hariani Menge, Sabina Kristina Amaden, Fransiska S.M. Mau. 2024. Pengaruh Perbedaan Kadar Air Garam Terhadap Kualitas Produk Pada PT.Cheetham Garam Indonesia-Nggolonio Plant. Dibawah bimbingan Ibu Fajriyati Mas’ud sebagai pembimbing I dan Ibu Ernesta Wae sebagai pembimbing II.
Semua provinsi di Indonesia memiliki wilayah pesisir atau lahan yang berbatasan langsung dengan laut, Sehingga pengembangan garam sangatlah berpotensi. Produksi garam itu sendiri dapat melalui dua cara, yaitu cara tradisional oleh petani dan produksi skala industri. Pada saat ini pengeringan garam dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sinar matahari langsung dan pemanas buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur output rotary dryer terhadap kadar air dan tingkat keputihan produk garam. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen yaitu dengan melakukan pengeringan garam skala industri untuk menurunkan kadar air garam dan tingkat keputihan garam menggunakan menggunakan rotary dryer sebagai alat pengering. Penelitian ini dilakukan di Industri PT. Cheetham Garam Indonesia Nggolonio Plant pada tanggal 3 juli sampai 31 juli 2024.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh temperatur output rotary dryer terhadap kadar air dan tingkat keputihan produk garam. Semakin tinggi temperatur output rotary dryer maka semakin rendah kadar air garam yang dihasilkan, dan tingkat keputihan produk garam semakin bagus. Begitupun sebaliknya semakin rendah temperatur output rotary dryer maka kadar air dan tingkat keputihan produk garam semakin tinggi. Adapun analisis data hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan temperatur output rotary dryer pada suhu 94 0C dengan kadar air awal 3,24%, air yang diuapkan 113,5641 kg dan kadar air akhir yang diperoleh sangat rendah yaitu 0,36% dengan tingkat keputihan produk garam 77% yang berwarna putih jernih.