Kebutuhan gliserol di Indonesia semain meningkat, hal ini dikarenakan gliserol yang merupakan bahan dasar (bahan baku) bagi industri kosmetik, sabun, pasta gigi, farmasi serta industri alkil resin, pelumas, dan keramik.
Pra rancangan pabrik gliserol dengan kapasitas 10.000 ton/tahun yang produksinya menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 12.185,042 kg/jam dan air sebanyak 3.883,779 kg/jam. Proses pembuatan gliserol menggunakan proses hidrolisis yang dilakukan dalam reaktor CSTR (Continued Stirrer Tank Reactor). Pada reaksi ini berlangsung pada fase cair-cair, reversible, endotermis dengan suhu 300℃ dan tekanan 55 atm. Utilitas pendukung proses meliputi penyediaan air sebesar 46.272,85824 kg/jam, penyediaan kebutuhan steam sebesar 5.130,7362 kg/jam, penyediaan listrik sebesar 736,465 kW, dan kebutuhan bahan bakar solar sebesar 0,38 m^3/jam. Pabrik ini direncanakan berdiri di Luwu Timur, Sulawesi Selatan dengan bentur perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT). Pabrik ini beroperasi secara kontinu selama 24 jam perhari dari 330 hari dalam setahun dengan jumlah karyawan pabrik sebanyak 142 orang.
Berdasarkan hasil analisa ekonomi terhadap pabrik ini menunjukkan total investasi yang dibutuhkan terdiri dari modal biaya sendiri sebesar Rp7.944.947.688.500 dan modal pinjaman sebesar Rp2.209.217.750.013,48. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 33,1% dan setelah pajak sebesar 22%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak selama 2 tahun dan setelah pajak selama 3 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 35,58%dan Shut Down Point (SDP) sebesar 7,21%.