Peran garam sangat penting dalam keidupan manusia. Garam banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya digunakan sebagai penyedap rasa pada makanan. Komponen-komponen dari garam konsumsi seperti NaCl, H2O, CaSO4, dan MgSO4 mempunyai peranan penting bagi tubuh manusia, tetapi digunakan dalam jumlah yang tepat sehingga dapat menunjang kesehatan manusia. . Salah satu standar kualitas garam konsumsi adalah kadar air maksimal 1%. Standar kualitas sebesar 1% ini dapat menjadi acuan bagi PT. Cheetam Garam Indonesia (CGI) Nggolonio. Kandungan air garam konsumsi di PT. Cheetam Garam Indonesia Nggolonio sebelum dilakukan proses pengeringan adalah 3,33%. Tingginya kadar air pada garam ini belum memenuhi standar kualitas garam konsumsi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengeringan. Pengeringan garam konsumsi di PT. CGI Nggolonio dilakukan didalam rotary dryer. Proses pengeringan garam konsumsi memanfaatkan bahan bakar batubara sebagai sumber energi dengan jenis batubara yang digunakan adalah batubara bituminous.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menentukan jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengeringkan garam konsumsi; 2) menentukan jumlah bahan bakar batubara yang dibutuhkan dalam mengeringkan garam konsumsi; 3) mengetahui pengaruh jumlah bahan bakar batubara dan jumlah panas terhadap kualitas garam konsumsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan langsung proses dan pengambilan data di PT. CGI Nggolonio.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengeringkan garam konsumsi di PT. CGI Nggolonio sebesar 314.072,1813 kkal/jam, jumlah bahan bakar batubara yang dibutuhkan sebesar 73,41 kg/jam atau 1.761,84 kg/hari. Jumlah massa batubara dan jumlah panas sangat menentukan kualitas produk garam konsumsi. Jumlah massa batubara 73,41 kg/jam dan jumlah panas sebesar 314.072,1813 kkal/jam dianggap sudah memenuhi karena dapat menurunkan kadar air garam konsumsi hingga 0,56% (memenuhi kualitas garam konsumsi).