Batang Pisang adalah bahan organik yang kaya akan selulosa sehingga berpotensi untuk dibuat karbon aktif. Salah satu metode pembuatan karbon aktif adalah dengan aktivasi kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas dan efisiensi adsorben dari batang pisang kepok (Musa paradisiaca L.) serta membandingkan pengaruh dua jenis aktivator, H3PO4 dan KOH dengan konsentrasi 40%. Proses karbonisasi menghasilkan yield karbon sebesar 23,35%. Pengujian kualitas karbon aktif mengacu pada SNI 06-3730-1995 tentang Arang Aktif Teknis dengan parameter seperti kadar air, kadar abu, bagian yang hilang pada pemanasan 950°C dan daya serap iodin. Karbon aktif yang dihasilkan memiliki kadar air yang memenuhi standar SNI 06-3730-1995, dengan kadar air 3,53% untuk H3PO4 dan 3,94% untuk KOH. Namun, kadar abu pada karbon aktif yang diaktivasi dengan H3PO4 tidak memenuhi standar yaitu sebesar 12,3% sedangkan yang diaktivasi dengan KOH memenuhi standar yaitu sebesar 2,88%. Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C masing-masing sebesar 2,18% dan daya serap iodin sebesar 823,1517 mg/g dan 848,3948 mg/g. Analisis BET menunjukkan bahwa karbon aktif yang diaktivasi dengan KOH memiliki luas permukaan dan volume pori yang lebih besar dibandingkan dengan H3PO4, yang berkontribusi pada kapasitas adsorpsi yang lebih tinggi. Luas permukaan dan volume pori masing-masing sebesar 2124,873 m2/g dan 1,7753 cc/g untuk H3PO4 dan 2871,317 m2/g dan 2,4129 cc/g untuk KOH. Karbon aktif dari batang pisang kepok juga efektif dalam adsorpsi logam Fe, dengan efisiensi adsorpsi 75,38% dan 77,05%.