Pada musiim giling pabrik gula dapat menghasilkan limbah blotong tebu yang berlimpah sekitar 4-5% atau 305 kg perhektar tanaman tebu, tetapi sampai ssat ini pemanfaatannya belum maksimal. Limbah Blotong dan kulit udang seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik dan dapat menjadi masalah lingkungan jika tidak diolah dengan benar, limbah blotong mengandung logam berat, pestisida, dan senyawa organik sedangkan limbah kulit kepala udang dapat menghasilkan gas metana, dan amonia yang tidak hanya berbau menyengat tetapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu yang optimal pembuatan pupuk nano organik dari limbah blotong dan kulit udang dengan menggunakan metode ultrasonik berdasarkan parameter suhu, warna, bau, kadar abu, dan kadar air, mengembangkan pupuk nano organic, serta meningkatkan kualitas kandungan hara pupuk nano organik dan penyerapan nutrisi oleh tanaman serta mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Pupuk nano organik dibuat dengan menggunakan metode ultrasonik untuk membantu mengekstraksi larutan sampel dengan suhu 30oC dan suhu 40 oC dengan waktu 30 menit. Pupuk organik dianalisis kadar N dengan metode AOAC Official Method 955.04 19 th, Edition 2012, analisis kadar P dengan metode SNI 7763:2018, analisis kadar K dengan metode SNI 7763:2018, analisis kadar air dengan metode gravimetri, analisis kadar abu dengan metode gravimetri, dan pengujian partikel dengan menggunakan SEM.
Berdasarkan hasil penelitian, suhu yang optimal pada pembuatan pupuk nano organik dari limbah blotong dan kulit kepala udang dengan metode ultrasonik ialah 30oC Pupuk yang dihasilkan dari proses ekstraksi ultrasonik dengan suhu 30oC memiliki kandungan Nitrogen (N) sebesar 1,99%; Fosfor (P) sebesar 0,07%; dan Kalium (K) sebesar 1,36%, air 7,40%; abu sebesar 2,02%; serta ukuran partikel 679 nm- 2,20 µm.