Karst Maros-Pangkep di kabupaten Maros Sulawesi Selatan merupakan salah satu kawasan karst yang mempunyai bentang alam yang unik dan khas. Terdapat banyak bukit kapur menjulang tinggi dengan tebing yang curam. Salah satu sumber kehidupan yang digunakan untuk keperluan sehari-hari adalah sumber air dari sungai Pute yang merupakan bagian dari sungai Rammang-Rammang. Sungai Pute hulunya digunakan sebagai tempat wisata, pengairan utama persawahan dan mata pencaharian penduduk di sekitarnya. Namun, pada saat yang sama juga memiliki resiko yang tinggi untuk mencemari sungai akibat kegiatan manusia setiap harinya. Adanya kemungkinan limbah pertanian dan limbah domestik berperan banyak dalam pencemaran sumber air ini, akibatnya dapat menurunkan kualitas air jika tidak dikelola dengan baik.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kualitas air sungai Pute pada Dermaga I hingga Dermaga III. Analisa parameter yang dilakukan yakni pH, Suhu, Kekeruhan, TDS, TSS, COD dan BOD dengan sampel yang diambil dari beberapa titik tertentu meliputi Dermaga satu, Kampung Laku, daerah sungai Massaloeng, perairan sekitar café Rammang-Rammang, Dermaga dua, Bendungan Dermaga dua, Dermaga tiga, Empang Kampung Berua, air konsumsi warga Dermaga satu, air konsumsi warga Massaloeng, Air Sumur Rammang-Rammang dan Mata Air Rammang-Rammang. Nilai hasil analisa untuk parameter pH dan Suhu relatif sama yaitu pH 5 dan Suhu 32◦C. TDS cenderung memiliki hasil yang tinggi pada Dermaga 1 dan mengalami penurunan sampai Dermaga 3 pada kisaran 6510-3400 mg/L. Nilai TSS pada air sungai cenderung tinggi dan juga mengalami penurunan signifikan dari Dermaga 1 sampai Dermaga 3 pada kisaran 265-110 mg/L. Nilai COD air sungai memiliki perbedaan signifikan tetapi memenuhi syarat baku mutu dan untuk Nilai BOD cenderung tinggi dengan hasil pada kisaran 5-3,3 mg/L. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa air sungai Pute tidak cocok dimanfaatkan sebagai air minum, tetapi hanya cocok untuk MCK dan aktivitas rumah tangga lainnya.