Perkembangan teknologi konstruksi di Indonesia, seperti metode Bina Marga dan AASTHO, memengaruhi perencanaan jalan berkelanjutan. Di Kabupaten Luwu, jalan beton dipilih untuk ruas Bua-Rantepao sepanjang 7 km dengan umur rencana 20 tahun untuk mengatasi kebutuhan akses yang mendesak. Penelitian ini menganalisis repetisi beban sumbu dan menentukan ketebalan plat beton yang optimal, menggunakan metode Bina Marga dan panduan terkini, serta menyediakan panduan praktis untuk perencanaan dan pelaksanaan jalan.
Penelitian ini dilakukan di ruas jalan Bua, Desa Pantilang, Kec. Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sepanjang ±7 km. Alat yang digunakan meliputi laptop, handphone, dan aplikasi seperti Microsoft Word, Excel, dan Traffic Counter. Proses penelitian mencakup studi pustaka, penentuan data, survei lokasi, serta pengumpulan data primer melalui observasi dan dokumentasi, dan data sekunder dari instansi terkait. Metode penelitian meliputi observasi langsung, pengumpulan literatur, dan analisis kerusakan perkerasan beton semen.
Penelitian menunjukkan total repetisi beban sumbu selama 20 tahun adalah 2,34 x 10^7, penting untuk menentukan ketebalan perkerasan. Perkerasan kaku dirancang menggunakan beton semen bersambung tanpa tulangan dengan ketebalan 23 cm dan pondasi lean-mix concrete K-125 setebal 10 cm. Saran termasuk melakukan survei lalu lintas yang akurat, memverifikasi data sekunder, dan menggunakan laporan ini sebagai referensi untuk perencanaan perkerasan jalan lainnya