Optimalisasi proyek adalah proses peningkatan efisiensi dan evektifitas dalam penggunaan sumber daya, waktu dan usaha untuk mencapai hasil terbaik atau paling menguntungkan. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan pada proyek ini adalah kurangnya perencanaan yang optimal serta akses jalan menuju proyek yang sulit. Maka perlu dilakukan pengendalian pelaksanaan suatu proyek agar proyek yang terlambat bisa di percepat sesuai dengan kontrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu dan biaya pelaksanan proyek dengan penambahan jam kerja lembur serta mengetahui waktu optimum. Penelitian ini dilakukan pada proyek Jembatan Enrekang-Sudda.
Metode yang digunakan adalah Crashing yaitu mempersingkat waktu (durasi) pekerjaan dengan menambahan jam kerja tambahan dan penambahan tenaga kerja pada pekerjaan jalur kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penambahan jam kerja lembur 4 jam diperoleh durasi percepatan 230 harri dari durasi 244 hari, dengan cost variance Rp. 11.121.250,91 dimana biaya normal langsung Rp. 17.330.240,00 dan biaya setelah penambahan jam kerja lembur Rp. 28.451.490,91. Pengoptimalisasian biaya juga dapat dilakukan dengan penambahan tenaga kerja pada pekerjaan kritis, dimana biaya normal Rp. 33,000,000,000.00 dan biaya setelah penambahan jam kerja lembur dan penambahan tenaga kerja Rp. 33,020,421,647.02. Walaupun biaya yang dikeluarkan meningkat 5,88% tetapi biaya tersebut lebih rendah jumlahnya jika dibandingkan biaya denda keterlambatan.