RINGKASAN
Seperti yang kita ketahui, pada pelaksanaan perkerasan jalan memiliki lokasi Asphalt Mixing Plant (AMP) yang berjauhan dengan lokasi pelaksanaan perkerasan jalan, hal tersebut akan mengakibatkan penurunan suhu normal pada aspal, sedangkan pemadatan awal pada aspal dilakukan pada temperatur 130°C - 150°C sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Bila pemadatan dilakukan pada temperatur yang sangat rendah dimana campuran sudah bersifat kurang elastis (cukup kaku) maka pemadatan yang diberikan tidak lagi menaikkan kepadatan campuran tetapi justru akan merusak atau mungkin menghancurkan karakteristik campuran tersebut.
Dalam penelitian ini, variasi penurunan suhu yang digunakan adalah 70°C, 90°C, 110°C, 130°C, 150°C dan diamati pengaruhnya terhadap hasil marshall test campuran AC-BC menggunakan asbuton dan aspal pen 60/70.
Hasil penilitian menunjukkan bahwa Karakteristik pada campuran Aspal Beton Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) dengan variasi penurunan suhu pemadatan menghasilkan nilai VIM dan VMA semakin menurun seiring bertambahnya suhu pemadatan. Sedangkan, nilai VFB semakin besar seiring bertambahnya suhu pemadatan maka nilai VFB semakin meningkat. Dari campuran dengan Variasi penurunan suhu pemadatan menghasilkan stabilitas Marshall yang terus meningkat seiring dengan penambahan suhu pemadatan. Pada variasi suhu pemadatan menghasilkan stabilitas Marshall tertinggi pada variasi suhu 150°C sebesar 1722.01 kg dan stabilitas Marshall terendah pada suhu 70°C sebesar 581.36 kg.