Struktur bangunan gedung pada wilayah Indonesia harus dirancang berdasarkan beban gempa untuk menghindari kegagalan konstruksi akibat beban gempa. Salah satu cara untuk menambah kekuatan struktur adalah dengan menambah bresing eksentrik pada bagian tertentu agar kekakuan struktur bertambah. Penelitian dilakukan pada gedung Hotel Universitas Hasanuddin dengan mengubah jenis struktur yang semula beton menjadi struktur baja. Penelitian ini bertujuan untuk: [1] membandingkan besar simpangan antar lantai yang terjadi pada gedung dengan dan tanpa bresing, [2] mendesain elemen struktur berdasarkan kapasitas elemen sekring, [3] menghitung perbandingan biaya pembuatan material gedung eksisting (beton) dan gedung hasil desain (baja). Penelitian ini menggunakan mutu baja BJ 41 dengan model bresing tipe Split-K-Braced yang diterapkan pada geometri struktur bangunan. Data yang digunakan adalah data material struktur eksisting, Struktur didesain dan dianalisis pada SAP 2000 dengan menggunakan beban gempa berupa respon spektrum wilayah gempa makassar dengan kondisi tanah sedang. Beban gempa diberikan maksimum kearah sumbu X dan sumbu Y. Data lainnya adalah data beban yang diperoleh sesuai aturan yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: [1] gedung tanpa bresing memiliki perpindahan elastik yang besar, dan mengalami penurunan signifikan hingga 60% jika menggunakan bresing dari 59,16 mm menjadi 16,50 mm. [2] desain kapasitas memberikan pengaruh yang cukup besar pada dimensi elemen struktur, [3] Perbedaan biaya pembuatan struktur hasil desain menggunakan material baja sebesar Rp. 6.831.167.905,- dan struktur beton (eksisting) sebesar Rp. 4.015.172.168,-