Sumber daya air merupakan sumber kehidupan dan penghidupan yang sangat penting. Oleh karena itu potensi air yang melimpah di Indonesia harus diberdayakan semaksimal mungkin, baik untuk bidang pertanian maupun tenaga listrik. Hal inilah yang memicu pesatnya pembangunan saat ini khususnya di bidang konstruksi. Di sektor pertanian, pembangunan sarana dan prasarana pengairan, termasuk bendungan/dam, dan saluran bendungan, hampir tidak pernah berhenti sepanjang waktu. Perancangan pemanfaatan air sungai memerlukan adanya konsep untuk mencapai efisiensi yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
Pada Proyek Pembangunan Bendungan Paselloreng Kab. Wajo, Sulawesi Selatan. Berdasarkan laporan realisasi sampai bulan ke-36 atau 1080 hari kerja baru mencapai 71,85%
sedangkan persentase rencana awal sebesar 74,41%, sehingga terjadi deviasi antara rencana dan realisasi. Akibatnya pekerjaan mengalami keterlambatan waktu. Setelah mengidentifikasi tiap
item pekerjaanya di Microsoft Project 2016,pekerjaan timbunan Main Dam mengalami keterlambatan dalam pengerjaannya dan berada pada jalur kritis sehingga akan berpengaruh di tiap item pekerjaan selanjutnya jika tidak di lakukan percepatan. Oleh karena itu, untuk melakukan
percepatan waktu penyelesaian proyek agar tidak mengalami keterlambatan, maka di butuhkan suatu alternatif penambahan alat berat agar penyelesaian pekerjaan sesuai waktu yang
direncanakan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menemukan penambahan alat berat dan biaya dari penggunaan alat berat terdiri dari jumlah penambahan untuk Excavator sebanyak 5 unit, jumlah
penambahan untuk Dozer sebanyak 3 unit, jumlah penambahan untuk Dump Truck sebanyak 6 unit, jumlah penambahan untuk Vibrator Roller 10T sebanyak 3 unit, dan Sheep Foot Roller tidak
dibutuhkan penambahan alat. Dengan total biaya penambahan alat berat untuk percepatan konstruksi sebesar Rp8.890.932.478,64.