Di danau Tempe tepatnya pada Kab. Soppeng terjadi sedimentasi yang cukup besar yang mengakibatkan daya tampung danau tersebut tidak efektif lagi, sehingga dilakukan pengerukan sedimentasi yang kemudian dimanfaatkan sebagai material tanah timbunan pulau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik yang terkandung didalam tanah sedimen dan daya dukung tanah setelah dilakukan stabilisasi. Stabilisasi dilakukan dengan cara penambahan Bottom Ash pada tanah sedimen dengan variasi 5%, 10% 15% dan 20%. Hasil dari pengujian tanah sedimen yang telah dilakukan di laboratorium menurut sistem USCS (Unified Soil Classification System) tergolong jenis tanah CH (lempung yang tergolong memiliki nilai plastisitas tinggi). Pada pengujian pemadatan diperoleh kadar air optimum (Wopt) sebesar 14% dan kepadatan kering maksimum (γdmax) sebesar 1,473 gr/cm3, CBR rendam sebesar 5,77%. Setelah distabilisasi dengan mengunakan Bottom Ash 5% mengalami peningkatan sebesar 24,26%, Bottom Ash 10% mengalami peningkatan sebesar 4,51%, Bottom Ash 15% mengalami peningkatan sebesar 3,47%, terhadap nilai CBR rendam tanah sedimen. Sedangkan pada Bottom Ash 20% mengalami penurunan sebesar 0,69% terhadap nilai CBR rendam tanah sedimen tersebut. Dari hasil pengujian laboratorium yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tanah sedimen hasil kerukan danau Tempe pada Kab. Soppeng, dapat digunakan sebagai material timbunan apabila distabilisasi dengan Bottom Ash sebesar 5% dan 10%.