Kebutuhan air irigasi sangat tergantung dari berbagai faktor penyiapan lahan, pertumbuhan tanaman, penentuan kehilangan air karena perkolasi, penentuan penggantian lapisan air dan hujan efektif.
Ketersedian air irigasi dihitung berdasarkan pengambilan data debit di saluran Sekunder Taroang yang kemudian diolah untuk mendapatkan hasil akhir ketersediaan air di saluran tersebut.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kebutuhan air untuk mengairi areal saluran sekunder Taroang seluas 2.140 Ha sebanyak 39,11 m3/detik. Sedangkan ketersediaan air yang masuk ke saluran sekunder taroang dimana debit minimum sebesar 0,12 m3/detik dandebit maksimum sebesar 0,31 m3/detik. Dalam hal ini, berdasarkan analisa neraca air, ketersediaan air disaluran sekunder Taroang tidak mencukupi kebutuhan air yang diperlukan.